SOLO – Hard Gumay seorang aktor, Parapsikologi, dan juga warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menampilkan atraksi pencak silat dalam Festival Pencak Silat Ajaran PSHT tahun 2024 di Asrama Haji Donohudan Boyolali – Solo, 6-7 Desember 2024.

Kepiawaiannya dalam bermain pencak tidak lepas dari semangat dan kedisiplinannya saat berlatih pencak silat di PSHT. Pada akhir penampilannya Hard Gumay menuliskan pesan misterius di atas kertas putih.

Kertas itu disimpan dalam peti, yang kemudian akan dibuka setelah penampilan peserta pertandingan kategori SoloSpel usia 60 tahun keatas. Tidak ada yang tau isi tulisannya. Hal ini membuat penasaran para peserta festival.

”Tadi saya sudah menampilkan solo spel bela diri pencak silat di Festival Pencak Silat Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate 2024, lalu saya ada bagian dimana saya menuliskan sesuatu setelah saya tampil. Ternyata setelah menulis, saya mendengar kanan-kiri banyak yang penasaran apa yang saya tulis, karena dengan image saya seperti yang di televisi mereka berfikir itu sebuah prediksi atau sebuah penerawangan. Karena itu sebelum bagian pertandingan para sepuh usia 60 keatas. Nah ternyata itu adalah” kata Hard Gumay membuat yang semakin membuat penasaran.

DR.Ir.H.Muhamma Taufiq,SH.M.Sc. Ketua Umum PSHT menyampaikan Festival ini diselenggarakan dalam rangka peringatan 5 tahun pengakuan pencak silat indonesia oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

”Festival ini kita selenggarakan untuk memperingati pengakuan pencak silat Indonesia oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, sekaligus ini merupakan syukuran tahun yang ke-5. Mudah-mudahan kegiatan festival ini bisa kita selenggarakan setiap tahun. Selain itu kegiatan ini juga untuk mempererat silaturahmi persaudaraan dan yang penting adalah untuk mewujudkan pencak silat ini sebagai seni olahraga yang mengandung unsur beladiri sebagaimana yang diamanahkan dalam mukadimah, oleh karena itu kedepannya kita ingin mengasah para sedulur kita ini dibidang seninya yang selama ini kita abaikan.” beber Kangmas Taufiq

Festival Pencak Silat Ajaran menjadi sejarah baru PSHT dimana dalam even ini mempertandingkan kategori seni solospel dan beregu. Seni solospel atau permainan tunggal terdiri dari kategori usia 30-40 putra dan putri, usia 40-50 putra dan putri, usia 50-60 putra dan putri, dan usia 60 keatas. Sedangkan kategori beregu terdiri dari 5 warga PSHT dengan usia minimal 18 tahun.

Mas Mandiyono menjadi peserta paling sepuh berasal dari Surakarta lahir tanggal 17 Agustus 1945 tepat saat kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau tampil memukau dan berhasil meraih penampilan terbaik ke-2. Penampilan mas Mandiyono membakar semangat saudara muda bahwa umur hanyalah angka, namun semangat Setia Hati selalu membara.

Mas Adjiantoko selaku Ketua Panitia menyampaikan Jumlah total Peserta Festival sebanyak 292 merupakan perwakilan Cabang dari Sabang sampai Merauke.

”Peserta jumlah totalnya 292, terdiri dari sabang sampai merauke, dari aceh ada 1 orang, dan dari merauke juga ada 1 orang. Terdiri dari 35 Cabang dan 7 Provinsi. Pertandingan ini berlangsung dari tanggal 5 sampai dengan tanggal 7 di Boyolali, pertandingan ini berjalan dengan meriah, sukses Alhamdulillah,” ungkapnya.

Disela-sela pertandingan, diselenggarakan dialog budaya yang dipandu oleh Mas Agus Mulyana seorang kadang Setia Hati sekaligus peneliti setia Hati dengan narasumber dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, dalam hal ini diwakilkan oleh Balai Pelestari Kebudayaan wilayah 10. Ditemui seusai acara, beliau menyampaikan kebanggaannya terhadap event festival ini, karena ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya.

”Sangat bangga, dalam artian kami turut diundang bersama dengan Bapak Direktur PTLK Kemendikbud, kalau sekarang menjadi Kementerian Kebudayaan. Ini salah satu bentuk pelestarian terhadap WBTB, bahkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda yang sudah diakui internasional oleh Unesco. PSHT Berinovasi melakukan festival ini langkah awal yang dirintis akan menjadi langkah-langkah yang kami harap besok akan menjadi berkembang lebih besar dan lebih mengglobal di Indonesia dan di Dunia” terangnya.

Setelah pembacaan pemenang kategori solospel usia diatas 60 tahun, Hard Gumay kembali muncul dan membuka peti yang berisi pesan misteriusnya, rasa penasaran peserta kembali muncul dengan berbagai spekulasinya.

Setelah peti dibuka, tulisan dalam kertas dibacakan. Ternyata saat itu Hard Gumay menuliskan tambahan hadiah sebesar 5 Juta Rupiah untuk pemenang kategori usia diatas 60 tahun.

Dalam hal ini Prof. Ir. Edi Leksono, M.Eng., Ph.D. Kontingen PSHT Cabang Bandung berhak mendapatkan tambahan hadiah setelah meraih nilai tertinggi di kategorinya.

Upacara penutupan berlangsung hikmat yang diawali dengan penyerahan Piala Tetap Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Juara Umum Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024, yang diwakili oleh Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan KEMENDIKBUDRISTEK Republik Indonesia kepada Mas taufiq Ketua Umum PSHT.

Kontingen PSHT Cabang Jakarta Timur berhasil meraih Juara Umum dengan perolehan 3 Penampilan Terbaik I, 1 Penampilan Terbaik II, dan 1 Penampilan terbaik III. Mbak Irul Manager Team sangat bersyukur atas kesuksesan Tim yang dibawanya, hal ini tak lepas dari semangat dan kegigihan para warganya.
”Kami dari Tim PSHT Jakarta Timur bersyukur Alhamdulillah kita bisa sukses dalam Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024 dengan predikat Juara Umum. Bagaimana kami bisa mendapatkan itu? Alhamdulillah itu berkat kegigihan dan semangat dari semua warga PSHT yang bbisa meluangkan waktunya untuk latihan setiap malam selama sebulan menjelang festival” Tutur Mbak Irul Manager Tim PSHT Jakarta Timur.

(Humas PSHT Pusat)