Ditulis Oleh : Nur Muhammad
(Sekretaris Pengprov PSHT Bangka Belitung)
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan organisasi pencak silat yang didirikan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922, di Madiun, Provinsi Jawa Timur. Keluarga besar PSHT se-Dunia menokohkan Eyang Surodiwiryo sebagai guru besar. Eyang Suro sendiri, dikenal dikalangan pendekar, sebagai pencetus lahirnya ajaran Setia Hati.
PSHT dalam perkembangan nya, sebelum mengajarkan pencak silat, siswa PSHT terlebih dahulu dikenalkan Panca Dasar, yang menjadi nafas pergerakan sebagai organisasi yang konsisten mengembangkan ajaran budi luhur dan memayu hayuning bawono.
Pada tingkat sabuk polos, sang siswa dikenalkan dan diajarkan Panca Dasar ke 1, yaitu persaudaraan. Sang pelatih, menjelaskan arti sebuah persaudaraan di dalam PSHT.
Pada tingkat sabuk jambon, hijau, putih, siswa diajarkan pemahaman tentang persaudaraan lebih dalam dan pentingnya merawat persaudaraan, berikut dengan praktik cara bersaudara di lingkungan PSHT.
Di PSHT, persaudaraan harga mati, dibuktikan dalam sebuah momen agung dan sakral pengesahan, sebelum sang siswa disahkan menjadi warga PSHT, terlebih dahulu diambil sumpah. Dipandu oleh warga tingkat II sebagai dewan pengesah, semua berucap akan bersaudara hingga akhir hayat, semua pun berucap dengan tulus dan ikhlas, siap menerima konsekuensi jika melanggar sumpah tersebut.
Sangat miris dan menyedihkan, jika warga tingkat II PSHT yang menjadi pemandu adik-adiknya calon warga tingkat I bersumpah akan menjaga dan merawat persaudaraan hingga akhir hayat, justru berkampanye menolak bersatu.
Ditengah gejolak yang sedang dialami PSHT saat ini, semoga para kadang warga PSHT mampu menahan diri. Tetap eling dan sadar akan tanggung jawab memelihara ikatan persaudaraan lahir batin sesama saudara SH.
Penulis berharap Allah SWT segera mengabulkan dan mewujudkan penggalan kata dalam salah satu dawuh nya Kangmas RM Imam Koespangat, “tapi jangan khawatir, setelah itu akan muncul PSHT yang lebih kuat”.
(*)