Pengurus Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate mengadakan Training of Trainer Pencak Silat Ajaran, bertempat di Balai Besar Guru Penggerak daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 23-25 Mei 2024. Kegiatan TOT yang diselenggarakan selama tiga hari ini diikuti oleh 39 peserta terdiri dari beberapa perwakilan daerah di Indonesia, serta 1 perwakilan dari PSHT Cabang Khusus Jepang.

Drs. Sri Harijanto selaku ketua panitia menyampaikan bahwa materi yang disampaikan tidak hanya gerak pencak silat, namun juga beberapa teori yang perlu dikuasai oleh pelatih pencak silat.

”Pelaksanaan ini berawal dari Majelis Ajar, kemudian otomatis koordinasinya dengan Pengurus Pusat dan Majelis Luhur,” jelasnya.

Untuk materi ada materi psikologi, metode cara melatih, bagaimana menangani cidera, sehingga pemateri ini sangat komplit sekali, tidak hanya senam jurus”
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mendapatkan pelatih dengan standart dan kualitas yang sama, seperti yang disampaikan oleh Ketua Majelis Luhur Ir. Eddy Asmanto yang turut hadir serta membuka pelaksanaan kegiatan ini.

”Untuk mendapatkan pelatih dengan kualitas yang sama diseluruh cabang-cabang itu, maka diperlukan metodologi untuk menyiapkan pelatih-pelatih tersebut. Karena itu ditingkat nasional kita akan menciptakan atau menghasilkan pelatih yang berkualifikasi nasional dan akan melakukan pelatihan di daerah-daerah, sehingga semua daerah itu memiliki kualitas pelatih yang sama, sehingga standar ajaran itu akan sama disemua daerah dan disemua cabang.” paparnya.

Materi pertama disampaikan oleh Ketua Majelis Ajar PSHT. Dalam kesempatan ini Ir. R.B Wijono mengingatkan kembali akan tujuan kita belajar ilmu Setia Hati, yaitu untuk mendapatkan keselamatan, kehormatan, dan kebahagiaan yang benar.


Untuk memastikan TOT berjalan dengan lancar dan efisien, serta bahwa hasil yang dicapai sesuai dengan harapan semua, maka terdapat tim asesor yang sudah dibekali teori maupun praktek untuk mendampingi peserta dalam proses TOT.

”Tugas sebagai asesor itu adalah amanah dari Majelis luhur dan pengurus pusat bahwa kita sebagai asesor ada timnya yang sudah dibekali baik itu teori maupun praktik yang akan kita laksanakan atau kita lakukan ketika diadakan TOT dimana saja ada keputusan atau surat dari pusat diadakan di mana kita akan siap melaksanakan untuk asesor, karena perintah dari majelis ajar, majelis luhur, dan ketua umum” tutur Asep Ruba’i salah satu tim asesor,” bebernya.

Tim asesor bertugas menyamakan materi gerak yang diajarkan dalam kurikulum PSHT, baik senam, jurus, solo spel, sambung persaudaraan, dan sebagainya.
Selain materi gerak pencak silat, peserta juga dibekali teori yang berhubungan dengan proses kepelatihan untuk siswa PSHT, diantaranya:

1. Dasar-dasar kepelatihan disampaikan oleh Prof. DR. Awan Hariono, M.Or, AIFO.
2. Metodologi Pembentukan Karakter Setia Hati oleh DR. H. Djoko Hartono, S.Ag, M.Ag, MM.
3. Hegiene dan Keselamatan Kepelatihan serta Penilaian PSHT oleh Joko Subroto, SE, MM,
4. Adat, Adab, dan Akhlak Setia Hati oleh Drs. Simun Sofyan, MM.
5. Psikologi Kepelatihan PSHT oleh DR. Sulanjari Raharjo.


Psikologi kepelatihan dianggap perlu dipelajari oleh pelatih untuk mengukur kesiapan siswa dalam menerima materi, karena PSHT tidak hanya mengajarkan gerak fisik, tapi juga olah jiwa sebagaimana disampaikan DR. Sulanjari Raharjo pemateri Psikologi Kepelatihan PSHT.

”Bahwa di dalam organisasi kita PSHT itu ada sisi fisik dan juga sisi jiwa atau psikis yang kedua duanya harus dikembangkan secara bersamaan. Karena jiwa dan juga fisik itu adalah satu kesatuan yang utuh. Kalau satunya sakit, satunya bermasalah yang satunya menjadi sakit, gitukan saking eratnya hubungan keduanya. Itu juga perlu disadari oleh para pelatih. Karena kalau taunya Cuma fisik sedangkan aspek kijawaanya yang non fisik itu tidak diperhatikan itu menjadi tidak balance, menjadi berat sebelah, padahal kita perlu membangun juga sisi kejiwaan tadi, buktinya kita juga membangun karakter, kita mengajarkan adab, kemudian kita juga harus mengenal adat istiadat. Itu antara lain yang dilakukan dalam pelatihan Training of Trainer ini” ungkapnya.

Setelah semua teori dan praktek disampaikan oleh pemateri dan tim asesor, seluruh peserta TOT diwajibkan mengikuti post test. Terdapat soal tertulis yang mencakup semua teori yang sudah disampaikan serta test gerak pencak ajaran.

Mas Giwanto peserta dari Depok Jawa Barat sangat senang mengikuti kegiatan ini karena ada inovasi baru pada materi yang disampaikan.

”Alhamdulillah luar biasa pelatihan TOT ini yang saya ikuti. Di hari pertama kita ada membahas tentang psikologi kepelatihan, persamaan jurus, yang lebih utama adalah adanya pembaharuan yaitu tentang tentang adab adat di dalam PSHT dan yang lebih menarik lagi adalah tentang skema penilaian PSHT dari tingkat ke tingkat” tuturnya.

Peserta lain yang berasal dari Kalimantan Timur Mas Muhammad Zainudin berencana untuk mengadakan pelatihan serupa sebagai follow up dari kegiatan TOT ini.

”InsyaAllah  kami akan menjalankan tugas khususnya di daerah Kutai Timur. Untuk mengembangkan lagi, kita juga akan membentuk pelatihan khusus daerah kalimantan. Kami juga sudah ada saudara-saudara yang ikut TOT lebih dahulu.” ujarnya.

Rencana tersebut sesuai dengan program Pengurus Pusat yang mentargetkan penyamarataan materi sebelum parapatan luhur 2026, sebagaimana disampaikan oleh Ir. Purwanto Budi Santoso Sekretaris Umum PSHT Pusat.


”Kita mencoba mengkader pelatih-pelatih utama, yang jumlahnya kurang lebih itu adalah 27 mungkin kita punya target sampai 50. Nantinya yang akan melatih pelatih-pelatih di Provinsi dan Cabang sampai dengan Ranting. Sesuai dengan program Pengurus Pusat, Pengurus Pusat periode ini mempunyai target nanti akhir 2025 sebelum Parapatan Luhur atau Mubes tahun 2026 penyelarasan ajaran pencak silat di seluruh Indonesia itu sudah sampai dengan ke ranting-ranting sudah ada persamaan.” tutupnya.